Ini Kunci Sukses Foto Portrait saat Travelling

Jakarta - Banyak fotografer mengaku kesulitan saat hendak memotret portrait/human interest saat travelling. Biasanya terkendala bahasa setempat yang sulit dimengerti. Kemudian, jepretan yang dihasilkan sebatas foto snapshot sederhana tanpa cerita yang bermakna dan kurang kreatif.

Menurut fotografer Australia David Lazar seperti dikutip dari petapixel, kelemahan tersebut dapat dihindari. Yakni jika fotografer pede alias percaya diri untuk berinteraksi dengan subjek.

"Saya mengembangkan pendekatan dan teknik selama bertahun-tahun untuk membangun rasa percaya diri fotografer sebagai fotografer portrait," kata fotografer yang beberapa lalu menyabet penghargaan Fotografer Terbaik Garuda Indonesia dalam kategori budaya.

Lazar bercerita, dia biasa bertemu dan menghabiskan waktu untuk bercakap-cakap sebelum mengeluarkan kamera dan meminta izin memotret. Syarat ini membutuhkan waktu yang lebih lama dari biasanya.

"Saya mencoba untuk tidak menunjukan peralatan fotografi ketika sedang menjelajah tempat baru. Saya cukup membawa tas selempang dan sebuah kamera dengan lensa 24-85mm. Hal ini supaya tidak ada jarak atau membuat prasangka pada awal-awal pertemuan," ucap Lazar.

"Apa yang saya lakukan ini membutuhkan kesabaran untuk membangun hubungan dengan masyarakat lokal. Mungkin butuh beberapa waktu hingga memungkinkan memotret dengan hasil terbaik," imbuh fotografer yang telah berkeliling 5 benua tersebut.

Dari pendekatan itu, Lazar mampu membuat hubungan yang lebih dekat. Tidak sebatas hubungan fotografer dan subjek foto, melainkan seperti keluarga sendiri.Next

Halaman 1 2
(Ari/ash)

This entry passed through the Full-Text RSS service - if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.

29 Sep, 2014


-
Source: http://detik.feedsportal.com/c/33613/f/656095/s/3eebcc36/l/0Linet0Bdetik0N0Cread0C20A140C0A90C290C120A10A90C270A39960C12790Cini0Ekunci0Esukses0Efoto0Eportrait0Esaat0Etravelling/story01.htm
--
Manage subscription | Powered by rssforward.com
LihatTutupKomentar